Kata kata galau untuk mantan tersayang

Thursday, 17 December 2015

Kata kata galau untuk mantan tersayang
Aku dapat tetap bahagia saat melihatmu bahagia bersamanya. Namun di saat aku mengingat lagi masa itu,tiba2 saja aku merasa terluka

 tak selamanya mulut dan hatiku sejalan , kadang saat hatiku menangis ada senyuman utk menutupinya

 aku suka caramu mempertahankan hubungan "kita" .. Tp tdk pada sikapmu dingin padaku :') kau pertahankan hub namun tak menjaga hatiku

 Kamu yg dulu begitu aku banggakan, yg begitu aku puja.. Ternyata skrg kau yg menoreh luka dalam

 hatiku sedang entah, berbagai warna suram seketika, kusisir sepanjang jalan, tanpa tau setitik pun makna yang sedang kubawa~

 Aku menunggumu di tempat biasa, karena rindu ini sedang tidak biasa~

 semenjak kau pergi, aku enggan berpuisi, jemariku nyeri, aku patah hati~

 pagi ini tak ada secangkir kopi, tak ada puisi, karena hatiku tlah habis kau curi, aku tak punya katakata lagi

 aku merindumu seperti ini, seperti seekor kupu kupu yang terbang ke sana kemari, mencari kelopak bunga matahari, namun tak jua ditemui~

 malam membungkus aku dengan diam, melilit aku dengan senyap, terkadang dijatuhkannya serpihan bulan, tepat di dadaku yang terluka

 katakan bila sudah tak cinta, jangan sepertiku, menahan luka di balik bahagia yang pura pura

 kau bilang akan menantiku, hingga waktu yang tak terhitung, Tuhan, jangan buat ia terlalu lama menunggu

 engkau adalah malam, aku rembulan, kita; seharusnya selalu ada

 katakan Tuan, bagaimana aku bisa menjauh darimu, jika kau tak jua menyadari, karenamu luka ini mengabadi dalam hati

 aku mengagumimu, dari awal kita bertemu, lalu cinta datang tanpa ragu, menjerat dua hati yang sama sama terikat masa lalu

 bersamamu, aku merasakan sejuta entah, entah benci, entah cinta, entahlah!

 begini rasanya diabaikan malam, bulan dan bintang tak lagi berkawan, hanya sepi di ujung penantian, menghitung waktu kepulangan~

 mengapa kau tak jua mengerti, bahwa tlah habis cinta ini, tidakkah kau sadari, selama ini kau bercinta dengan sepi?

 sebelum sampai lelap ini, izinkan kukecup keningmu, kutitipkan segenap rasa di dadaku, bawalah dalam mimpimu~

 ingin bicara, tapi tak bisa, ingin mengeluh, tapi tak mampu, katakan Sayang, aku harus apa, sungguh rinduku terhimpit waktu

 sebelah mataku dibutakan cinta, sebelahnya lagi diiming iming janji, entahlah

 jangan memusuhi waktu, karna terkadang, ia mengajari kita untuk bersikap lebih dewasa

 akankah kelak kita saling menangisi hal yang sama? sebuah kehilangan?

 hujan ini, datang di saat yang tepat, saat pelukan kian ingin dieratkan

 kepada janji yang terlupa, atau sengaja dilupa, hatiku menjauh pergi, kuanggap kau tak pernah ada

 jangan pernah bilang cinta tak mungkin tergantikan, aku; perempuan yang slalu menadah hujan dari itu pernyataan

 asal tidak kau duakan, aku berjanji mencintaimu, sesetia bulan kepada malam

 asal jangan kau patahkan, aku bersedia menyerahkan seluruh hati, kepadamu

 katakan itu sekali lagi, Tuan, bahwa hanya aku yang paling beruntung, mendiami rumah hatimu

 hujan berkepanjangan, dua jiwa tergeletak di bangku asmara, menunggu reda, seperti tangisan mereka, baru saja

 bagaimana ini duhai Tuan, aku tak mampu menaklukkan rindu di jantungku, degup ini kian kencang mendentumkan namamu~

 aku lega, suaramu terdengar baik baik saja, rupanya kau berhasil menjinakkan rindu yang gebu, di dadamu sendiri, Tuan

 ada yang biasa saja, tak terlalu istimewa, ketika sepi berusaha membungkus rindu dengan sejumlah kata~

 taukah Tuan, cinta ini sudah terlalu jauh, terlanjur dalam memasuki tubuhmu, sengaja tersesat, dan tak ingin tau jalan pulang

 akhirnya kembali sepi, setelah hujan tak berisik di atap rumah, pepuisi lelap di pangkuan para pemimpi

 ini untukmu Tuan, cinta yang jauh dari utuh, terkoyak seribu keluh, namun kupastikan murni terjaga, meski nanti tak kau baca

 sebelum patah, hatiku sengaja kau remukkan, bersama segala keindahan, yang dinamakan dusta

 jawab aku Tuan, salahkah kutitipkan cinta di hatimu?, sementara kau tau hatiku tak bisa kau miliki seutuhnya

 yakinkan aku, berkali kali, bahwa cintamu tak kan pernah terbagi~

 akulah ketiadaan, hampa cinta, hilang bahagia, lalu apa yang kau cari dariku, Tuan?, bukankah yang kau temu hanya sisa airmata?

 gerimis pergi, rindu kembali menggelitik hati, di ujung jalan ini aku menanti, dengan sejumlah imaji

 biarlah aku mencintaimu diam diam, hanya malam yang senantiasa kutunjukkan, betapa aku mencintaimu dalam dalam~

 kaulah bait terindah yang kutulis dalam setiap puisiku, kusertakan senyuman dan sejumlah kasih sayang, kutera dengan cinta yang sahaja

 di mana embun kau letakkan, di situ hatiku bergetar, bagaimana tidak, kau sertakan juga ciuman

 selamat pagi kamu, lelaki yang lekat dalam ingatan, terpatri dalam kenangan

 semenjak aku mencintaimu, seluruh tubuhku tersenyum~

 dan aku masih menggenggam luka, dengan hati yang tak mampu bersuara~

 hatimu; tlah lama tak mampu kunikmati, sejak cinta yang kumiliki--mati~

 pertemuan ini luar biasa, dua rindu tlah habis dibaca, dua jiwa memahat rasa bahagia

 senja yang berakhir manis, di antara tumpukan gerimis, tubuhmu kudekap tak habis habis

 aku merindumu dengan sangat, dan senja membiakan hatiku berkeringat

 seperti senja yang lingsir perlahan, jemarimu kutinggalkan di batas ketabahan, kubiarkan puisi meratapi perpisahan

tak selamanya mulut dan hatiku sejalan , kadang saat hatiku menangis ada senyuman utk menutupinya

 Kadang, kita memang harus melepaskan orang yang kita cintai. Demi menjaga hati agar tetap bisa bertahan tanpa rasa sakit

 kepercayaan sangatlah berharga. Sayangnya, kamu sia-siain kepercayaan itu

 Tolong sayangi aku dengan setulusnya. bukan karna kelebihanku atau kekuranganku

 Aku pernah bahagia bersamamu , jika hal itu terulang lagi mungkin itu menjadi kebahagiaan yang tak pernah terlupakan

 aku hanya ingin menjadi seorang yang kau pahami, sayangi, juga kau cintai, bukan kau abaikan

 Sebuah senyuman dapat menyembunyikan begitu banyak rasa sakit.

 sikap dan Sifatmu membuatku mengerti betapa tak berartinya diri ini untukmu, Mungkin memang aku harus pergi

 kamu terlalu merendahkan ku. kini tak perlu lagi ku teteskan air mata untuk mu. karna kini ku tak menginginkan mu lagi

 Secepat itukah rasa itu hilang ? Atau mungkin rasa itu ga pernah ada

 hanya airmata yg mampu berbicara disaat kamu terus melakukan kesalahan yg sama , tapi tulusnya cintaku mampu menutupi luka hati ini

 aku mengenal sakit dari sebuah penghianatan , dan aku belajar ikhlas dari kehilangan

 Aku tetap tidak menyesal walau seperti ini akhirnya. aku di tinggalkan olehmu. Karna dulu,mencintamu adalah pilihanku

 

0 comments:

Post a Comment