Ngecrot bareng 7 pasangan kawanku smu – Kali ini Saya ingin menceritakan pengalaman yang tak akan pernah terlupakan disaat masih SMA dulu pada tahun ajaran 2009. Kisah ini benar-benar Saya alami bersama teman-teman satu genk yang saling berpasangan. Kami mempunyai anggota sekitar tujuh pasang alias empat belas orang yang berlainan jenis. Kami dalam kelompok sudah tidak ada lagi rahasia-rahasiaan dan sudah saling bantu baik dalam suka maupun duka.
Pada saat liburan Sekolah, Genk Kami mengadakan piknik ke daerah Puncak tepatnya dekat perkebunan teh Gunung Mas. Disana salah seorang anggota ada yang mempunyai Villa tepat ditepi jalan raya yang tidak pernah ada sepinya, sehingga suara deru mesin mobil yang lalu lalang sangat mengganggu kami tidur. Villa tersebut mempunyai delapan kamar tidur dan Kami mengisi kamar tersebut dengan pasangan masing-masing. Saya mendapat kamar tidur didepan yang sangat dekat dengan jalan raya yang bising, sehingga Saya dan pacar Saya sebut saja Yasnia tidak dapat tidur, padahal jam telah menunjukkan pukul 01.15 wib.
Saya dan Yasnia hanya bisa mengobrol saja diatas tempat tidur, karena belum bisa memejamkan mata. Sambil bercerita Saya sesekali meminum minuman beralkohol yang Saya bawa dari Jakarta, maklum udara Puncak saat itu dingin sekali karena sorenya baru diterpa oleh hujan deras. Yasnia mendekatkan tubuhnya ke tubuh Saya yang tidur hanya mengenakan celana basket yang pendek dan tidak memakai baju, karena sudah terbiasa tidur seperti itu.
Suasana di Villa terasa hening, sebab para penghuninya sudah memasuki kamarnya masing-masing. Saya mendekap Yasnia yang badannya terasa dingin agar hangat, Yasnia berusaha untuk memejamkan matanya tetapi tidak bisa karena bising oleh suara deru mesin mobil yang lalu lalang. Saya melihat hal itu merasa kasihan dengannya, maka Saya berusaha membuat badannya hangat agar Yasnia dapat tidur.
“Tidurlah sayang..” kataku pelan.
“Nggak bisa.. Berisik sich..” jawabnya.
“Sudah usahakan merem dech..” kataku lagi.
“Iyaa.. Ini juga lagi diusahakan..” jawabnya lagi.
Saya membantu menina bobokan Yasnia dengan mengusa-usap rambutnya agar Yasnia bisa tidur sambil memeluknya agar tubuhnya terasa hangat. Kami berpelukkan saling berhadapan sehingga tanpa sadar kemaluan Saya menyetuh kemaluannya yang masih menggunakan pakaian dan membuat batang kemaluan Saya mengeras perlahan-lahan. Yasniapun merasakan adanya sesuatu yang menonjok-nonjok kemaluannya dari depan.
“Yang.. Kamu.. Ngapain..?” tanyanya.
“Nggak ngapa-ngapain..” jawabku.
“Adik Kamu nakal tuch..” katanya.
“Mana Kamu tahu kalau adik Saya nakal..” kataku belum ngerti makasudnya.
“Yasnia tahu dong..” jawabnya lagi.
“Dari mana..?” tanyaku penasaran.
“Tuchh.. Mulai nusuk-nusuk Yasnia..” jawabnya sambil senyum.
“Ooh.. Adik yang itu..” kataku tersipu malu.
“Hee.. Telmi yaa..” ledeknya.
Saking malunya Saya langsung mengulum bibirnya dengan penuh nafsu dan Yasniapun membalasnya dengan semangat. Saya mengusap-usap punggungnya perlahan-lahan agar Yasnia merasakan kelembutan belaian dari Saya. Yasnia terus melumat bibir Saya sambil memeluk tubuh Saya dengan eratnya sehingga membuat sesak nafas. Melihat hal tersebut Saya berusaha meneruskan belaian kebagian bawah lagi yaitu sekitar pantatnya yang ranum dan menantang bila sedang jalan.
Yasnia melepaskan pagutannya dan langsung menciumi leher yang dilanjutkan kedada Saya sambil menggigit kecil pada puting dada Saya. Saya semakin bertambah nafsu dan tangan Saya mulai meraba sekitar selangkangannya yang masih mengenakan CD. Yasnia menarik pantatnya ke belakang agar Saya tidak menyentuh vaginanya. Saya berusaha meraihnya lagi, tetapi Yasnia malah bangun dan berkata, “Yang.. Jangan lakukan itu.. Kita masih sekolah dan belum siap..”.
Mendengar itu Saya menghentikan dan merebahkan tubuh sambil menatap langit-langit sambil berfikir macam-macam. Melihat Saya termenung Yasnia mendekatkan wajahnya ke telinga Saya sambil berbisik pelan.
“Yang.. Jangan marah yaa..” pintanya.
Saya masih pura-pura tidak mendengarkan bisikkanya.
“Yang.. Kok diem aja..” rengeknya sambil mengguncang-guncang tubuh Saya.
Saya masih diam tanpa menghiraukannya.
“Yaang..” rengeknya lagi.
Yasnia melihat hal itu langsung memberanikan diri utnuk mencium bibirku sebagai permintaan maafnya kepada Saya. Saya masih tetap pura-pura diam dan tidak membalas kuluman bibir Yasnia.
“Yang.. Kamu bener marah nich..?” rengeknya setelah melihat Saya tanpa reaksi.
Saya masih tetap membisu sambil meneguk sisa minuman dari botolnya. Yasnia merebahkan dirinya disebelahku sambil menatap kelangit-langit. Sayapun mengitkuti dengan menatap keatas juga. Lima belas menit lamanya ruangan yang Kami tempati terasa hening.
“Yang.. Kamu marah yaa..” rengeknya sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku.
Melihat hal itu Saya nggak tega melihatnya, maka Saya sambut bibirnya dengan lumatan dan pelukkan. Yasnia kaget mendapat serangan mendadak seperti itu langsung tubuhnya menindih tubuh Saya sambil membalas memeluk dan mengulum bibir Saya dengan penuh nafsu karena girang. Saya terus mengusap-usap bokongnya sambil menggesekkan kemaluan yang sedang ditekan oleh vaginanya Yasnia.
Yasnia tidak melepaskan pagutannya dari bibir Saya, Saya langsung menaikkan dasternya dan memasukkan tangan Saya ke cdnya dari belakang sambil menyentuh lubang anusnya yang dilanjutkan ke vaginanya. Yasnia menggeser naik tubuhnya ketika salah satu jariku mencoba meraba lubang vaginanya, sehingga kemaluan Saya terasa digesek-gesek.
“Yang.. Jangan lakukan itu ya.. aa..” rengeknya.
“Saya nggak tahan nich yang..” pintaku seolah merengek kepadanya.
“Jangan dulu yaa..” mohonnya lagi.
Mendengar itu Saya banting ke kiri agar Yasnia rebah dan langsung Saya tindih karena Saya berada diatas tubuhnya sambil menciumi lehernya dan turun kebagian dadanya yang dasternya sudah Saya singkap keatas. Saya mulai melepaskan BH nya yang masih melekat dan menjilati putingnya sehingga membuat Yasnia menggelinjang ke kanan dan kiri. Ciuman Saya teruskan pada perutnya dan terus turun kebawah untuk menciumi vaginanya yang masih mengenakan CD, kemudian secara perlahan Saya merosotkan CD-nya yang langsung Saya jilati klitorisnya yang menyembul sehingga membuat Yasnia kegelian dan membuka kedua pahanya mengangkang lebar yang membuat Saya lebih leluasa menjilati hingga masuk kebagian dalam lubang vaginanya. Lubang vagina Yasnia sudah mulai agak basah karena cairan kenikmatan sudah keluar sedikit demi sedikit mengalir. Saya semakin bernafsu menjilati sambil menyeruput bagaikan sedang menikmati minum kopi hangat yang baru diseduh.
“Yaang.. Oouuch..” desahnya panjang sambil menaik rambut Saya.
Rupanya Yasnia telah mencapai orgasmenya. Saya menghentikan permainan ini dan Saya hampiri wajahnya sambil berbisik ditelinganya.
“Enak yaa..” ledekku sambil tersenyum.
“Aacchh..” rengeknya sambil mencubit lenganku manja.
“Tadi pura-pura nggak mau..” ledekku lagi.
Yasnia tersenyum dan langsung mengulum bibirku dengan manja, Saya memintanya agar gantian Yasnia melakukan hal serupa seperti yang Saya lakukan terhadapnya. Tanpa dikomando Yasniapun langsung menjilati leherku terus turun kedada dan perutku.
Ketika jilatan sudah sampai diperutku, tangan Yasnia merosotkan celana basketku dan menyembullah kemaluanku yang sudah tegang sejak tadi, maklum kalau tidur nggak pernah pakai CD. Yasnia langsung menyambut kemaluanku dengan lumatan bibirnya sambil mengulum turun naik. Saya melepaskan daster Yasnia yang masih melekat ditubuhnya sehingga bugil.
Saya miminta agar Yasnia menaikki tubuh Saya sambil mengangkangkan pahanya, Yasnia menggelengkan kepalanya karena belum bisa. Akhirnya Saya suruh Yasnia merebahkan tubuhnya ditempat tidur sambil pantatnya diganjal oleh bantal. Yasniapun melaksanakannya dengan perasaan berdebar-debar karena baru pertama kali melakukan hal ini.
Saya mengarahkan kepala kemaluan Saya kebibir vagina Yasnia, Saya tempelkan kepalanya sambil menggesekkan perlahan terus agak ditekan sedikit demi sedikit agar Yasnia tidak merasa sakit saat kemaluanku memasuki lubang vaginanya.
“Yang.. Pelaan..” rengeknya ketika kepala kemaluanku masuk.
“Ini sudah pelan sayang..” kataku berbisik sambil terus menekan.
“Oouuchh.. Yaanngg..” desahnya.
Saya mulai memompa kemaluan Saya keluar masuk perlahan agar Yasnia tidak merasa sakit. Beberapa menit kemudian Yasnia menggoyangkan pinggulnya kekanan dan kekiri dengan cepat, karena sudah merasakan nikmat yang sebentar lagi mencapai orgasmenya.
“Yaang.. Nggaak.. Kuuaat.. Hmm ” desahnya sambil mengulum bibir Saya dan Saya merasakan pada batang kemaluan ada cairan hangat. Saya semakin bernafsu dan menggoyang lebih cepat lagi agar menyusul surga kenikmatan yang baru pertama kali dirasakan.
Sepuluh menit kemudian Saya sudah mulai terasa ada gumpalan cairan yang akan keluar dari kepala kemaluan Saya, maka Saya semakin gila memompa dan rupanya Yasnia juga sudah bangkit lagi untuk yang kedua kalinya mencapai orgasmenya.
“Yaangg.. Saayyaa..” desah Saya terputus ketika semburan pertama menyemprotkan sperma secara kencang.
“Yang.. Yasnia.. Jugaa.. Hheemm..” desahnya sambil meraih bibir Saya untuk dikulumnya dan memeluk tubuh Saya dengan eratnya.
Sprei biru muda yang terpasang ditempat tidur basah oleh peluh Kami dan ada noda cairan kenikmatan yang berwarna merah muda mengalir dari lubang vagina Yasnia. Rupanya Yasnia benar-benar masih perawan ting-ting. Saya melepaskan kemaluan Saya dari lubang vagina Yasnia ketika sudah mulai menciut dan langsung merebahkan diri disisinya.
Yasnia memelukku dan menciumi bibirku sambil mengucapkan terima kasih atas permainannya.
“Terima kasih yaa yang..” ucapnya ditelingaku.
“Sama-sama..” jawabku sambil senyum kemenangan.
“Kamu Sayangkan sama Yasnia..?” tanyanya.
“Iyaa dong..” jawabku.
“Kalau Yasnia Hamil, Kamu maukan tanggung jawab..?” tanyanya lagi.
“Tentu dong.. Kan cuma Saya yang malakukannya..” jawabku untuk menghiburnya.
Beberapa menit kemudian Kami melakukannya lagi hingga beberapa kali sampai subuh. Akhirnya Kami tertidur dengan tubuh telanjang bulat sampai siang.
Jam menunjukkan pukul 10.20 wib. Teman-teman sudah pada bangun dan berkumpul diruang tengah sambil sarapan pagi menunggu yang lainnya untuk jalan-jalan melihat kebun apel disebelah atas villa yang Kami tempati. Pemilik Villa sebut saja namanya Endah membangunkan Kami sambil mengetuk pintu dan Kami masih terlelap tidur karena kelelahan. Rupanya Endah nggak sabar, maka diambilnya kunci duplikat kamar Kami dan membukanya. Betapa kagetnya Endah melihat Kami yang masih tidur dalam keadaan bugil dan sprei berantakan. Endah menutup kembali pintu kamar kami dan menguncinya. Endah pergi ke kamarnya dan menceritakan hal yang dilihatnya pada pacarnya sebut saja bernama Ronny.
“Ron.. Gawat nich..” katanya pada Endah.
“Gawat kenapa..?” tanya Ronny penasaran.
“Tuch.. Temen deket lho..” katanya.
“Kenapa emangnya..?” tanya Ronny.
“Dia pada melakukan itu..” kata Endah.
“Melakukan apa sich..?” tanya Ronny agak penasaran.
“Dia pada bugil, habis begiutan kali..” kata Endah lagi.
“Biarin aja.. Emangnya Lo mau..?” tantang Ronny.
“Ngapain lagi..” elaknya.
“Ya.. Udah.. Mendingan Kita siap-siap..” kata Ronny lagi.
Dua puluh menit kemudian Saya dan Yasnia bangun dan langsung menuju kamar mandi, Kami mandi berdua sambil saling menyabuni tubuh sehingga membuat kemaluanku tegak lagi. Yasnia Saya suruh menungging dan Saya masukkan kemaluannya dari belakang dengan gaya Doggy style. Setelah selesai Kami berkemas-kemas untuk berangkat jalan-jalan dengan teman-teman ke kebun apel.
Begitu keluar kamar Kami lihat semuanya sedang sarapan dan Kami langsung menuju ke meja untuk menyantap hidangan nasi goreng yang telah tersedia. Kami bergabung diruang tengah untuk sarapan, tiba-tiba Endah menghampiri Yasnia dan mengajaknya kebelakang untuk berbicara berdua.
“Hen.. Loe gila yaa..?” tanya Endah pada Yasnia.
“Gila kenapa..?” tanya Yasnia nggak ngerti.
“Loe semalem ngewe kan..?!” katanya.
“Nggak.. Loe kali yang ngewe..” balas Yasnia sengit.
“Ngaku aja.. Tadi Gue lihat Loe tidur bugil berdua..” cecarnya.
“Loe ngiri.. Yaa..” kata Yasnia.
“Kalau ngiri.. Loe ngewe aja sama Ronny..” serang Yasnia.
“Bukan gitu.. Gue nggak enak sama yang lain..” bela Endah.
“Biarin aja.. Emang Gue pikirin..” kataku sambil meninggalkan Endah kembali ke ruang tengah.
Pada malam kedua Kami berkumpul diruang tengah untuk merencanakan hari esok untuk tujuan piknik selanjutnya. Ketika jam menunjukkan pukul 23.00 wib, Kami pergi ke kamar masing-masing untuk tidur.
Seperti biasa Kami tidak dapat tidur, maka Saya dan Yasnia bergumul seperti kemarin. Yasnia menyampaikan berita kalau tadi pagi si Riany masuk kekamar dan melihat Kita masih tidur dalam keadaan bugil. Maka timbul niat iseng gue dan gue keluar kamar menemui Ronny dan berbisik ketelinganya.
“Ron.. Cewe Loe kayaknya pengen ngewe dech ama Loe..” bisik Saya.
“Gila kali yee..” sungut Ronny.
“Tadi pagi Die masuk ke kamar Saya..” kataku lagi.
“Yang bener Loe..?!” tanya Ronny yang pura-pura nggal tahu.
“Ach.. Loe udeh tau pake pura-pura lagi..” kata Saya.
“Lagian Loe gila sich.. Ngewe nggak langsung pake baju lagi..” ejek Ronny.
“Abis keenakkan sich..” ledek Saya lagi.
Ronny langsung pergi masuk kamarnya dan Sayapun balik kekamar.
Rupanya Yasnia sudah nggak sabar lagi, ketika saya naik ketempat tidur dan masuk kedalam selimut, ternyata Yasnia sudah bugil. Melihat hal tersebut Saya langsung buka semua pakaian sampai bugil dan langsung menubruk untuk bergumul sambil berpagutan. Saya menjilati dari leher turun ke susunya dan terus kebawah sampai ke vaginanya yang sudah mulai agak basah, Yasnia mengelinjang hebat ketika lidah Saya menyentuh clitorisnya sambil mempermainkannya. Sepuluh menit kemudian Yasnia meminta Saya agar naik dan langsung menancapkan kemaluan Saya pada lubang Vaginanya.
“Yangg.. Yasnia nggak tahann..” rengeknya.
Sayapun mengarahkan kemaluan Saya yang sudah tegang sejak tadi ke vagina Yasnia yang sudah siap untuk dimasukinya. Yasnia langsung menggoyangkan pinggulnya kekanan kekiri ketika kemaluan Saya sudah menancap seluruhnya didalam vaginanya. Saya merangsang Yasnia dengan cara menghisap kedua susunya secara bergantian dan sesekali mengulum bibirnya. Lima belas menit kemudian Yasnia sudah mendekati puncaknya dan meminta Saya agar cepat-cepat menuju puncaknya juga. Sayapun memompa dengan cepat agar Kami selesai secara berbarengan.
“Yangg.. Nggaakk.. Kk..” desahnya.
“Ayoo.. Kita.. Bareng..” kataku sambil memompa dengan lebih cepat lagi.
“Yyaang.. Hhgghh..” desahnya sambil memelukku dengan erat.
Sayapun merasakan hal yang sama dan Kamipun mencapai orgasmenya secara berbarengan. Yasnia mendorong tubuh Saya kesamping dan meraih kemaluan Saya yang masih agak tegang setelah memuncratkan spermanya dan langsung dikulum serta dihisapnya sampai bersih.
“Yang.. Malam ini sudah dulu yaa..” pintanya.
“Kenapa emangnya..?” tanyaku.
“Capek sich..!” serunya lagi.
“Oke.. Dech yayang..” kataku sambil memeluknya. Dan Kamipun tertidur sampai pagi.
Riany rupanya masih penasaran dan membuka pintu kamar Saya perlahan-lahan dan dilihatnya Saya masih dalam keadaan bugil. Ronny membangunkan Saya dan betapa kagetnya ketika Saya lihat Ronny dan Riany sudah ada didalam kamar.
“Enak yaa..” kata Riany.
“Gila kali Loe yee..” sungutku pada Mereka.
“Tuch.. Barang Loe masih ngaceng..” kata Riany.
“Sini Loe.. Saya pake..” ledekku.
“Gila Loe.. Gue udeh dikasih semalem ” ledeknya lagi.
“Ya udeh sono keluar..” pintaku.
“Bangun.. Kita pada mau ke puncak beli oleh-oleh..” katanya.
“Ntar dulu Saya mau tuntasin dulu nich..” ledekku sambil menindih si Yasnia yang masih tidur lelap.
“Ee.. Gilaa..” kata Riany sambil menarik tangan Ronny keluar.
Saya cuek aja memasukkan kemaluan Saya ke lubang vagina Yasnia dan memompanya sampai selesai. Setelah selesai Kamipun pergi mandi dan siap-siap untuk pergi ke puncak setelah sarapan pagi.
Cerita panas seru dewasa lengkap dan terbaru cerita seru smu cerita birahi smu cerita birahi sma birahi sma Kisah ngewe cerita ngewe Cerita sma ngewe Cerita ngewe genk SMA cerita seru dewasa cerita ngentot genk Gw suka ngentot kisah birahi sma cerita ngewe sma cerita Ngentot panti pijat ceritaseru smu Www cerita seru smu com berbagi cerita nyata sex kamarjanda istrinya ngajak aku ngentot dikamar mandi www digilir teman teman sekolah seks hanya di asyikoy.blogspot.com dan masih banyak lagi Cerita seks seru terbaru lainya yang sesuai keinginanmu.Pada saat liburan Sekolah, Genk Kami mengadakan piknik ke daerah Puncak tepatnya dekat perkebunan teh Gunung Mas. Disana salah seorang anggota ada yang mempunyai Villa tepat ditepi jalan raya yang tidak pernah ada sepinya, sehingga suara deru mesin mobil yang lalu lalang sangat mengganggu kami tidur. Villa tersebut mempunyai delapan kamar tidur dan Kami mengisi kamar tersebut dengan pasangan masing-masing. Saya mendapat kamar tidur didepan yang sangat dekat dengan jalan raya yang bising, sehingga Saya dan pacar Saya sebut saja Yasnia tidak dapat tidur, padahal jam telah menunjukkan pukul 01.15 wib.
Saya dan Yasnia hanya bisa mengobrol saja diatas tempat tidur, karena belum bisa memejamkan mata. Sambil bercerita Saya sesekali meminum minuman beralkohol yang Saya bawa dari Jakarta, maklum udara Puncak saat itu dingin sekali karena sorenya baru diterpa oleh hujan deras. Yasnia mendekatkan tubuhnya ke tubuh Saya yang tidur hanya mengenakan celana basket yang pendek dan tidak memakai baju, karena sudah terbiasa tidur seperti itu.
Suasana di Villa terasa hening, sebab para penghuninya sudah memasuki kamarnya masing-masing. Saya mendekap Yasnia yang badannya terasa dingin agar hangat, Yasnia berusaha untuk memejamkan matanya tetapi tidak bisa karena bising oleh suara deru mesin mobil yang lalu lalang. Saya melihat hal itu merasa kasihan dengannya, maka Saya berusaha membuat badannya hangat agar Yasnia dapat tidur.
“Tidurlah sayang..” kataku pelan.
“Nggak bisa.. Berisik sich..” jawabnya.
“Sudah usahakan merem dech..” kataku lagi.
“Iyaa.. Ini juga lagi diusahakan..” jawabnya lagi.
Saya membantu menina bobokan Yasnia dengan mengusa-usap rambutnya agar Yasnia bisa tidur sambil memeluknya agar tubuhnya terasa hangat. Kami berpelukkan saling berhadapan sehingga tanpa sadar kemaluan Saya menyetuh kemaluannya yang masih menggunakan pakaian dan membuat batang kemaluan Saya mengeras perlahan-lahan. Yasniapun merasakan adanya sesuatu yang menonjok-nonjok kemaluannya dari depan.
“Yang.. Kamu.. Ngapain..?” tanyanya.
“Nggak ngapa-ngapain..” jawabku.
“Adik Kamu nakal tuch..” katanya.
“Mana Kamu tahu kalau adik Saya nakal..” kataku belum ngerti makasudnya.
“Yasnia tahu dong..” jawabnya lagi.
“Dari mana..?” tanyaku penasaran.
“Tuchh.. Mulai nusuk-nusuk Yasnia..” jawabnya sambil senyum.
“Ooh.. Adik yang itu..” kataku tersipu malu.
“Hee.. Telmi yaa..” ledeknya.
Saking malunya Saya langsung mengulum bibirnya dengan penuh nafsu dan Yasniapun membalasnya dengan semangat. Saya mengusap-usap punggungnya perlahan-lahan agar Yasnia merasakan kelembutan belaian dari Saya. Yasnia terus melumat bibir Saya sambil memeluk tubuh Saya dengan eratnya sehingga membuat sesak nafas. Melihat hal tersebut Saya berusaha meneruskan belaian kebagian bawah lagi yaitu sekitar pantatnya yang ranum dan menantang bila sedang jalan.
Yasnia melepaskan pagutannya dan langsung menciumi leher yang dilanjutkan kedada Saya sambil menggigit kecil pada puting dada Saya. Saya semakin bertambah nafsu dan tangan Saya mulai meraba sekitar selangkangannya yang masih mengenakan CD. Yasnia menarik pantatnya ke belakang agar Saya tidak menyentuh vaginanya. Saya berusaha meraihnya lagi, tetapi Yasnia malah bangun dan berkata, “Yang.. Jangan lakukan itu.. Kita masih sekolah dan belum siap..”.
Mendengar itu Saya menghentikan dan merebahkan tubuh sambil menatap langit-langit sambil berfikir macam-macam. Melihat Saya termenung Yasnia mendekatkan wajahnya ke telinga Saya sambil berbisik pelan.
“Yang.. Jangan marah yaa..” pintanya.
Saya masih pura-pura tidak mendengarkan bisikkanya.
“Yang.. Kok diem aja..” rengeknya sambil mengguncang-guncang tubuh Saya.
Saya masih diam tanpa menghiraukannya.
“Yaang..” rengeknya lagi.
Yasnia melihat hal itu langsung memberanikan diri utnuk mencium bibirku sebagai permintaan maafnya kepada Saya. Saya masih tetap pura-pura diam dan tidak membalas kuluman bibir Yasnia.
“Yang.. Kamu bener marah nich..?” rengeknya setelah melihat Saya tanpa reaksi.
Saya masih tetap membisu sambil meneguk sisa minuman dari botolnya. Yasnia merebahkan dirinya disebelahku sambil menatap kelangit-langit. Sayapun mengitkuti dengan menatap keatas juga. Lima belas menit lamanya ruangan yang Kami tempati terasa hening.
“Yang.. Kamu marah yaa..” rengeknya sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku.
Melihat hal itu Saya nggak tega melihatnya, maka Saya sambut bibirnya dengan lumatan dan pelukkan. Yasnia kaget mendapat serangan mendadak seperti itu langsung tubuhnya menindih tubuh Saya sambil membalas memeluk dan mengulum bibir Saya dengan penuh nafsu karena girang. Saya terus mengusap-usap bokongnya sambil menggesekkan kemaluan yang sedang ditekan oleh vaginanya Yasnia.
Yasnia tidak melepaskan pagutannya dari bibir Saya, Saya langsung menaikkan dasternya dan memasukkan tangan Saya ke cdnya dari belakang sambil menyentuh lubang anusnya yang dilanjutkan ke vaginanya. Yasnia menggeser naik tubuhnya ketika salah satu jariku mencoba meraba lubang vaginanya, sehingga kemaluan Saya terasa digesek-gesek.
“Yang.. Jangan lakukan itu ya.. aa..” rengeknya.
“Saya nggak tahan nich yang..” pintaku seolah merengek kepadanya.
“Jangan dulu yaa..” mohonnya lagi.
Mendengar itu Saya banting ke kiri agar Yasnia rebah dan langsung Saya tindih karena Saya berada diatas tubuhnya sambil menciumi lehernya dan turun kebagian dadanya yang dasternya sudah Saya singkap keatas. Saya mulai melepaskan BH nya yang masih melekat dan menjilati putingnya sehingga membuat Yasnia menggelinjang ke kanan dan kiri. Ciuman Saya teruskan pada perutnya dan terus turun kebawah untuk menciumi vaginanya yang masih mengenakan CD, kemudian secara perlahan Saya merosotkan CD-nya yang langsung Saya jilati klitorisnya yang menyembul sehingga membuat Yasnia kegelian dan membuka kedua pahanya mengangkang lebar yang membuat Saya lebih leluasa menjilati hingga masuk kebagian dalam lubang vaginanya. Lubang vagina Yasnia sudah mulai agak basah karena cairan kenikmatan sudah keluar sedikit demi sedikit mengalir. Saya semakin bernafsu menjilati sambil menyeruput bagaikan sedang menikmati minum kopi hangat yang baru diseduh.
“Yaang.. Oouuch..” desahnya panjang sambil menaik rambut Saya.
Rupanya Yasnia telah mencapai orgasmenya. Saya menghentikan permainan ini dan Saya hampiri wajahnya sambil berbisik ditelinganya.
“Enak yaa..” ledekku sambil tersenyum.
“Aacchh..” rengeknya sambil mencubit lenganku manja.
“Tadi pura-pura nggak mau..” ledekku lagi.
Yasnia tersenyum dan langsung mengulum bibirku dengan manja, Saya memintanya agar gantian Yasnia melakukan hal serupa seperti yang Saya lakukan terhadapnya. Tanpa dikomando Yasniapun langsung menjilati leherku terus turun kedada dan perutku.
Ketika jilatan sudah sampai diperutku, tangan Yasnia merosotkan celana basketku dan menyembullah kemaluanku yang sudah tegang sejak tadi, maklum kalau tidur nggak pernah pakai CD. Yasnia langsung menyambut kemaluanku dengan lumatan bibirnya sambil mengulum turun naik. Saya melepaskan daster Yasnia yang masih melekat ditubuhnya sehingga bugil.
Saya miminta agar Yasnia menaikki tubuh Saya sambil mengangkangkan pahanya, Yasnia menggelengkan kepalanya karena belum bisa. Akhirnya Saya suruh Yasnia merebahkan tubuhnya ditempat tidur sambil pantatnya diganjal oleh bantal. Yasniapun melaksanakannya dengan perasaan berdebar-debar karena baru pertama kali melakukan hal ini.
Saya mengarahkan kepala kemaluan Saya kebibir vagina Yasnia, Saya tempelkan kepalanya sambil menggesekkan perlahan terus agak ditekan sedikit demi sedikit agar Yasnia tidak merasa sakit saat kemaluanku memasuki lubang vaginanya.
“Yang.. Pelaan..” rengeknya ketika kepala kemaluanku masuk.
“Ini sudah pelan sayang..” kataku berbisik sambil terus menekan.
“Oouuchh.. Yaanngg..” desahnya.
Saya mulai memompa kemaluan Saya keluar masuk perlahan agar Yasnia tidak merasa sakit. Beberapa menit kemudian Yasnia menggoyangkan pinggulnya kekanan dan kekiri dengan cepat, karena sudah merasakan nikmat yang sebentar lagi mencapai orgasmenya.
“Yaang.. Nggaak.. Kuuaat.. Hmm ” desahnya sambil mengulum bibir Saya dan Saya merasakan pada batang kemaluan ada cairan hangat. Saya semakin bernafsu dan menggoyang lebih cepat lagi agar menyusul surga kenikmatan yang baru pertama kali dirasakan.
Sepuluh menit kemudian Saya sudah mulai terasa ada gumpalan cairan yang akan keluar dari kepala kemaluan Saya, maka Saya semakin gila memompa dan rupanya Yasnia juga sudah bangkit lagi untuk yang kedua kalinya mencapai orgasmenya.
“Yaangg.. Saayyaa..” desah Saya terputus ketika semburan pertama menyemprotkan sperma secara kencang.
“Yang.. Yasnia.. Jugaa.. Hheemm..” desahnya sambil meraih bibir Saya untuk dikulumnya dan memeluk tubuh Saya dengan eratnya.
Sprei biru muda yang terpasang ditempat tidur basah oleh peluh Kami dan ada noda cairan kenikmatan yang berwarna merah muda mengalir dari lubang vagina Yasnia. Rupanya Yasnia benar-benar masih perawan ting-ting. Saya melepaskan kemaluan Saya dari lubang vagina Yasnia ketika sudah mulai menciut dan langsung merebahkan diri disisinya.
Yasnia memelukku dan menciumi bibirku sambil mengucapkan terima kasih atas permainannya.
“Terima kasih yaa yang..” ucapnya ditelingaku.
“Sama-sama..” jawabku sambil senyum kemenangan.
“Kamu Sayangkan sama Yasnia..?” tanyanya.
“Iyaa dong..” jawabku.
“Kalau Yasnia Hamil, Kamu maukan tanggung jawab..?” tanyanya lagi.
“Tentu dong.. Kan cuma Saya yang malakukannya..” jawabku untuk menghiburnya.
Beberapa menit kemudian Kami melakukannya lagi hingga beberapa kali sampai subuh. Akhirnya Kami tertidur dengan tubuh telanjang bulat sampai siang.
Jam menunjukkan pukul 10.20 wib. Teman-teman sudah pada bangun dan berkumpul diruang tengah sambil sarapan pagi menunggu yang lainnya untuk jalan-jalan melihat kebun apel disebelah atas villa yang Kami tempati. Pemilik Villa sebut saja namanya Endah membangunkan Kami sambil mengetuk pintu dan Kami masih terlelap tidur karena kelelahan. Rupanya Endah nggak sabar, maka diambilnya kunci duplikat kamar Kami dan membukanya. Betapa kagetnya Endah melihat Kami yang masih tidur dalam keadaan bugil dan sprei berantakan. Endah menutup kembali pintu kamar kami dan menguncinya. Endah pergi ke kamarnya dan menceritakan hal yang dilihatnya pada pacarnya sebut saja bernama Ronny.
“Ron.. Gawat nich..” katanya pada Endah.
“Gawat kenapa..?” tanya Ronny penasaran.
“Tuch.. Temen deket lho..” katanya.
“Kenapa emangnya..?” tanya Ronny.
“Dia pada melakukan itu..” kata Endah.
“Melakukan apa sich..?” tanya Ronny agak penasaran.
“Dia pada bugil, habis begiutan kali..” kata Endah lagi.
“Biarin aja.. Emangnya Lo mau..?” tantang Ronny.
“Ngapain lagi..” elaknya.
“Ya.. Udah.. Mendingan Kita siap-siap..” kata Ronny lagi.
Dua puluh menit kemudian Saya dan Yasnia bangun dan langsung menuju kamar mandi, Kami mandi berdua sambil saling menyabuni tubuh sehingga membuat kemaluanku tegak lagi. Yasnia Saya suruh menungging dan Saya masukkan kemaluannya dari belakang dengan gaya Doggy style. Setelah selesai Kami berkemas-kemas untuk berangkat jalan-jalan dengan teman-teman ke kebun apel.
Begitu keluar kamar Kami lihat semuanya sedang sarapan dan Kami langsung menuju ke meja untuk menyantap hidangan nasi goreng yang telah tersedia. Kami bergabung diruang tengah untuk sarapan, tiba-tiba Endah menghampiri Yasnia dan mengajaknya kebelakang untuk berbicara berdua.
“Hen.. Loe gila yaa..?” tanya Endah pada Yasnia.
“Gila kenapa..?” tanya Yasnia nggak ngerti.
“Loe semalem ngewe kan..?!” katanya.
“Nggak.. Loe kali yang ngewe..” balas Yasnia sengit.
“Ngaku aja.. Tadi Gue lihat Loe tidur bugil berdua..” cecarnya.
“Loe ngiri.. Yaa..” kata Yasnia.
“Kalau ngiri.. Loe ngewe aja sama Ronny..” serang Yasnia.
“Bukan gitu.. Gue nggak enak sama yang lain..” bela Endah.
“Biarin aja.. Emang Gue pikirin..” kataku sambil meninggalkan Endah kembali ke ruang tengah.
Pada malam kedua Kami berkumpul diruang tengah untuk merencanakan hari esok untuk tujuan piknik selanjutnya. Ketika jam menunjukkan pukul 23.00 wib, Kami pergi ke kamar masing-masing untuk tidur.
Seperti biasa Kami tidak dapat tidur, maka Saya dan Yasnia bergumul seperti kemarin. Yasnia menyampaikan berita kalau tadi pagi si Riany masuk kekamar dan melihat Kita masih tidur dalam keadaan bugil. Maka timbul niat iseng gue dan gue keluar kamar menemui Ronny dan berbisik ketelinganya.
“Ron.. Cewe Loe kayaknya pengen ngewe dech ama Loe..” bisik Saya.
“Gila kali yee..” sungut Ronny.
“Tadi pagi Die masuk ke kamar Saya..” kataku lagi.
“Yang bener Loe..?!” tanya Ronny yang pura-pura nggal tahu.
“Ach.. Loe udeh tau pake pura-pura lagi..” kata Saya.
“Lagian Loe gila sich.. Ngewe nggak langsung pake baju lagi..” ejek Ronny.
“Abis keenakkan sich..” ledek Saya lagi.
Ronny langsung pergi masuk kamarnya dan Sayapun balik kekamar.
Rupanya Yasnia sudah nggak sabar lagi, ketika saya naik ketempat tidur dan masuk kedalam selimut, ternyata Yasnia sudah bugil. Melihat hal tersebut Saya langsung buka semua pakaian sampai bugil dan langsung menubruk untuk bergumul sambil berpagutan. Saya menjilati dari leher turun ke susunya dan terus kebawah sampai ke vaginanya yang sudah mulai agak basah, Yasnia mengelinjang hebat ketika lidah Saya menyentuh clitorisnya sambil mempermainkannya. Sepuluh menit kemudian Yasnia meminta Saya agar naik dan langsung menancapkan kemaluan Saya pada lubang Vaginanya.
“Yangg.. Yasnia nggak tahann..” rengeknya.
Sayapun mengarahkan kemaluan Saya yang sudah tegang sejak tadi ke vagina Yasnia yang sudah siap untuk dimasukinya. Yasnia langsung menggoyangkan pinggulnya kekanan kekiri ketika kemaluan Saya sudah menancap seluruhnya didalam vaginanya. Saya merangsang Yasnia dengan cara menghisap kedua susunya secara bergantian dan sesekali mengulum bibirnya. Lima belas menit kemudian Yasnia sudah mendekati puncaknya dan meminta Saya agar cepat-cepat menuju puncaknya juga. Sayapun memompa dengan cepat agar Kami selesai secara berbarengan.
“Yangg.. Nggaakk.. Kk..” desahnya.
“Ayoo.. Kita.. Bareng..” kataku sambil memompa dengan lebih cepat lagi.
“Yyaang.. Hhgghh..” desahnya sambil memelukku dengan erat.
Sayapun merasakan hal yang sama dan Kamipun mencapai orgasmenya secara berbarengan. Yasnia mendorong tubuh Saya kesamping dan meraih kemaluan Saya yang masih agak tegang setelah memuncratkan spermanya dan langsung dikulum serta dihisapnya sampai bersih.
“Yang.. Malam ini sudah dulu yaa..” pintanya.
“Kenapa emangnya..?” tanyaku.
“Capek sich..!” serunya lagi.
“Oke.. Dech yayang..” kataku sambil memeluknya. Dan Kamipun tertidur sampai pagi.
Riany rupanya masih penasaran dan membuka pintu kamar Saya perlahan-lahan dan dilihatnya Saya masih dalam keadaan bugil. Ronny membangunkan Saya dan betapa kagetnya ketika Saya lihat Ronny dan Riany sudah ada didalam kamar.
“Enak yaa..” kata Riany.
“Gila kali Loe yee..” sungutku pada Mereka.
“Tuch.. Barang Loe masih ngaceng..” kata Riany.
“Sini Loe.. Saya pake..” ledekku.
“Gila Loe.. Gue udeh dikasih semalem ” ledeknya lagi.
“Ya udeh sono keluar..” pintaku.
“Bangun.. Kita pada mau ke puncak beli oleh-oleh..” katanya.
“Ntar dulu Saya mau tuntasin dulu nich..” ledekku sambil menindih si Yasnia yang masih tidur lelap.
“Ee.. Gilaa..” kata Riany sambil menarik tangan Ronny keluar.
Saya cuek aja memasukkan kemaluan Saya ke lubang vagina Yasnia dan memompanya sampai selesai. Setelah selesai Kamipun pergi mandi dan siap-siap untuk pergi ke puncak setelah sarapan pagi.
0 comments:
Post a Comment