"Jangan ngebuntutin aku kenapa, sih!!!"
"Ge eR banget!! wong mobilku didepan sono...Kebetulan aja searah...!!!"
Sejenak aku terlibat perang mulut di halaman parkir suatu Mall dengan seorang wanita muda yang sebenarnya sudah jadi temanku sejak kecil. Bahkan ayah kami teman akrab. Cuma dari dulu aku dan dia kerjanya beranteeeem mulu. Trus selalu bersaing di hampir semua bidang. Sama2 stubborn. Ga ada yang mau ngalah. Oh iya, cewe yang kumaksud namanya Hana. Umurnya 22 tahun, sama denganku dan juga bekerja di perusahaan yang sama denganku.
Orangnya Cantik, manis, dan kulitnya juga putih bersih. Dulu aku ngeledek dia dengan julukan "Papan gilesan", abis bodinya datar banget. Tapi semenjak SMA, aku ga bisa lagi ngejulukin dia kayak gitu lagi. Soalnya bodinya jadi montok sana sini. Bahkan kalo ngeliat sekilas aja, rasanya bedilku langsung naik. Padahal kalo dulu, pengen ngeliatpun nggak.
Tapi biarpun gitu, sebenarnya aku sudah lama juga memendam rasa cinta ke Hana. Tapi dasar apes, aku telat beberapa langkah. Dia sekarang pacaran sama Yota, yang notabene adalah musuh gengku waktu SMA dulu. Kayaknya poin yang bikin aku kalah saing adalah, Yota itu ortunya tajir abis. Biarpun ortuku juga lumayan tajir, tapi tetap aja ga setajir ortunya Yota. Dan kelihatannyanya, Hana juga ga ada nyimpan perasaan apa2 buatku. Tapi tetap aja aku ga bisa ngilangin rasa cintaku ke dia.
Tapi suatu hari, ada peristiwa yang benar2 merubah hidupku dan Hana. Ayahnya Hana tiba2 jatuh sakit, dan lumayan parah. Sudah dibawa berobat sana-sini, tetap aja kondisinya tak membaik. Kabarnya karena komplikasi. Dan akhirnya sampai pada suatu saat Om Santo (ayah Hana) seperti sudah berada di ujung nyawanya. Seluruh keluarganya larut dalam haru. Hana, ibunya, dan adik2nya. Bahkan keluargaku yang ikut menjengukpun juga. Aku hanya bisa terdiam dan turut sedih melihat kondisi om Santo. Soalnya orangnya sudah begitu baik padaku bahkan sejak aku kecil dulu.
Om Santo (OS) : Papa udah ga kuat lagi, Ma...!
Tante Santo (TS) : Papa jangan ngomong gitu, dong Pa...Mama juga ga kuat jadinya.
OS : Tapi bener2 sakit rasanya, Ma...kayaknya waktu Papa udah ga lama.
Hana : Papa jangan ngomong gitu, dong. Hana belum siap pisah dari Papa.
OS : Ah, Hana. Manusia pasti akan mati, toh. Tapi paling tidak, kamu mau, kan mengikuti satu aja permintaan Papa. Jadi kalo papa pergi pun sedikit ringan jadinya.
Hana : Apa permintaan Papa? Hana pasti turutin, kok.
OS : Janji?
Hana : Janji, Pa!
OS : Menikahlah dengan Joshua (aku...)!
Hana kaget buka kepalang. Apalagi aku!. Bahkan sepertinya semua orang di ruangan itu ikut kaget.
Hana : Tapi, pa! Hana, kan...
OS : uups...kamu, kan udah janji bakal nurutin semua keinginan Papa. Papa sudah dari dulu ingin menjadikan Joshua sebagai menantu Papa. Orang yang bakat gantiin papa ngurusin kamu. Kamu mau, kan, Josh!
Josh : Eeemm...anu...Kalo memang itu keinginan terbesar Om, aku pasti nurutin, kok Om!
OS : hoo...bagus lah...
Kulihat Hana hanya tertunduk sambil menangis. Aku bisa paham kalau dia tidak menginginkan hal ini. Tapi mau bagaimana lagi. Ini permintaan terakhir Papanya. Kemudian Om Santo tertidur karena lelah. Kami semua disuruh perawat untuk keluar ruangan agar Om Santo bisa lebih santai. Di luar, keluargaku dan keluarga Hana tampak merundingkan hal tadi. Sementara terjadi perbincangan antara aku dan Hana.
Hana : Josh! Aku sama sekali ga mau nikah sama kamu! Ini cuma karena Permintaan terakhir papaku aja! Jadi jangan harap aku bakal jadi cinta sama kamu
Josh : Hoi hoi...emangnya aku mau nikah sama kamu!! Aku mau juga karena Om Santo yang minta!
Hana : Oke!! jadi kalo gitu setelah 4 bulan Nikah, Aku bakal Minta cerai sama kamu! Kalo perlu langsung talak tiga!
Josh : (Kaget...) Terserah!!!
Sebenarnya aku langsung uring-uringan mendengar permintaan Hana. Padahal kesempatan hanya satu kali ini. Aku bisa bersatu dengan orang yang kucinta. Aku harus segera menyusun rencana agar Hana tidak lepas dariku.
Suasana jadi sedikit kacau. Aku dan keluargaku sibuk mempersiapkan segala keperluan pernikahan. Sedangkan Hana bertengkar dengan Pacarnya. Tapi setelah dia menjelaskan rencananya, keadaan mereka kembali mereda.
Pernikahanpun dilakukan didepan Om Santo yang kondisinya semakin memburuk, dengan harapan, hal ini akan membuat kondisinya membaik. Selama akad nikah dan resepsi, Hana sama sekali tidak tersenyum. Padahal aku sudah menyuruhnya senyum, soalnya takut ga enak diliat tamu, tapi dia ga peduli.
Anehnya, setelah pernikahan kami, kondisi Om Santo naik drastis. Sekarang bahkan sudah bisa duduk dan memberi restu kepada kami.
Tiba malam pertama, Malam yang kutunggu-tunggu.
Hana : Iiiiihh...Apaan sih nempel-nempel...sana!!!
Josh : yeee...kamu yang apaan! kita ini kan suami istri...Jadi kalo malam pertama gini ya lakukan yang selayaknya suami istri lakukan.
Hana : Ih!! Ga sudi!! Eh, ingat ya...kita ini cuma nikah pura2. Toh ga lama aku bakal cerein kamu!
Aku tidak mendengarkan ucapannya. Aku tetap memaksanya melayaniku, tapi dia juga bersikeras menolak. Akhirnya aku kesal lalu pergi keluar kamar. Aku hanya duduk di balkon sambil merokok. Hal ini sudah berlangsung selama seminggu. Om Santo sudah pulang ke rumah. Tapi kali ini dia menginap dirumahku, biarpun hanya bisa berada ditempat tidur saja. Karena menganggap Om Santo lebih berpengalaman, akupun minta Advise om Santo. Aku menceritakan semua keluhanku. Dan Om Santo yang sekarang kupanggil Papa juga memberiku berbagai saran yang sebenarnya sudah kulaksanakan tapi tetap tak berhasil.
Josh : Pa...kalo aku sedikit kasar sama Hana gimana?
OS : eh, jangan! Ga boleh kasar sama Istri!
Josh : Bukan gitu Pa. Maksudnya kalo aku sedikit lebih maksa dengan sedikit kenekatan gimana?
OS : Tapi kamu ga sampe ngelukain istri kamu, kan?!
Josh : Ya ga lah Pa!
OS : Oke...terserah kamu lah, Nak...Yang penting nantinya dia bisa dekat sama kamu.
Josh : Oke, Pa...Makasih.
Malam ini aku sengaja tidak mendekati Hana sama sekali. Esok malamnya aku kembali memintanya melayaniku. Dan lagi2 dia menolak. Aku tersenyum sinis. Segera kukunci pintu kamar, dan aku kembali mendekati Hana. Kali ini aku membekap dan menahan tubuhnya erat2. Lalu Aku ambil selendang yang kutaroh di sakuku dan kugunakan untuk mengikat tangannya ke besi kepala tempat tidur.
Josh : Hokeee...Sekarang kamu ga bisa apa2, kan?!
Hana : Josh! Kamu mau apa?! Lepasin aku!! Ato aku bakal teriak!!!
Josh : Teriak?! haha...mau teriak apa?! "Aku Diperkosa!" gitu? Semua orang sekitar sini juga tau kalo kita suami istri...!!
Hana : Pokoknya lepasin aku!! Aku ga sudi kalo harus ngelayani kamu!
Josh : Kamu bilang ga mau pun sekarang kamu ga bisa apa2! Terima aja!!!
Aku mulai menindih tubuhnya dan mencoba mencium bibirnya. Hana terus menghindar. Aku menggenggam kepalanya agar tidak bergerak dan mencium bibirnya. Aku melumat bibirnya dengan penuh Napsu! Ciumanku turun ke leher. Hana mulai sedikit mendesah.
"nggghh...Josh, jangan...plis josh!...ngghh". Sementara mulutku bermain di lehernya, tanganku mulai bermain di dadanya. Aku meremas2 dadanya dengan kedua tanganku. Desahan Hana makin menjadi-jadi. Kemudian dengan sedikit kasar aku merobek piyamanya. Ternyata Hana tidak memakai Bra. Dada Bulat padat nan indah itu kini terpampang di depan mukaku. Aku mulai memainkan putingnya yang merah muda itu dengan jariku. Dan kadang sedikit ku pilin. Lalu aku mulai menjilati dan menciumi daerah sekitar putingnya. Trus aku menjilati putingnya dan menghisapnya seperti bayi.
"aaaaahhhh...mmmmmhh...jangan, josh! pliiiss...mmmhh...". Hana terus berusaha menyuruhku berhenti meskipun desahannya semakin kuat dan semakin menaikkan napsuku. Aku berpindah dari dada yang kiri ke dada yang kanan. Sementara itu tangan kananku mulai merogoh ke dalam celananya. Hana berusaha menahan dengan menjepit-jepitkan pahanya. Tapi itu justru membuatku lebih bersemangat lagi. Vaginanya terasa basah dan hangat.
"Ah...kamu ini...nolak2 tapi basah juga!", kataku kepadanya. Hana hanya diam dan mulai meneteskan air mata. Kutarik tanganku keluar dari celananya. Akupun menarik celananya ke bawah dan melemparnya entah kemana. Dan ternyata, hana juga tidak pakai celana dalam. Sehingga Vaginanya yang mulai menyembul terlihat jelas.
Hana Lalu menutupinya dengan mengapit kedua pahanya. Aku tersenyum kepadanya lalu membuka kakinya kembali. Aku mulai menjilati bagian belakang lututnya. Hana tampak menikmati. Lalu jilatanku terus turun ke Paha dan Sampai ke Vaginanya. Aku memainkan Klitorisnya dengan Hidungku. Lalu menjilatinya. Tubuh Hana mulai kejang. Desahannya tertahan dan dia sedikit menaik-naikkan pinggulnya. Aku semakin bersemangat melihatnya. Tak hanya menjilati, aku bahkan menghisap-hisap Vaginanya.
Puas dengan vaginanya, Aku segera bangkit dan membuka baju kaosku. Hana sedikit kaget melihat bodiku. Memang, sih aku rajin fitness juga dengan teman satu gengku. Akupun menurunkan resleting celanaku, lalu membuka celanaku beserta celana dalamnya. Penisku sudah tegang dan terhunus ke depan. Kali ini Hana lebih kaget lagi. Ia berusaha menarik tubuhnya ke atas, dan menutupi vaginanya dengan kakinya. Aku menyusulnya lalu melebarkan kembali kakinya. Hana Berusaha berontak.
"Josh! Aku bener2 Mohon, Josh! Jangan!! aaaaaaaahhhhhh!!". Aku terlanjur menusukkan Penisku ke dalam Vaginanya. Vaginanya terasa sangat sempit. Aku merasakan kenikmatan yang sangat besar, sementara Hana terus berteriak. Kulihat kembali ke bawah. Tampak darah merembes keluar. Jelas aja aku kaget. Masa bos preman kayak Yota tak bisa merebut keperawanan Hana. Aku betul2 senang. Aku mulai menggerakkan pinggulku. Hana kembali mendesah. Sedikit demi sedikit aku menaikkan kecepatan pinggulku.
"ngaaaaaaaahhh....aaaaaaaaaahhhh...jooooshh... ". Kali ini Hana hanya mendesah tanpa memintaku untuk berhenti. Perlahan tapi pasti aku mencapai kecepatan maksimal. Kalo dihitung, Hana sudah 3 kali kubuat orgasme. Olahraga rutin membuat staminaku cukup besar dan tahan lama. Setelah sekitar 45 menit aku terus menggenjot Vaginanya. Hana seperti kehilangan kesadarannya. Akupun akhirnya sampai pada batasku.
Genjotanku semakin kencang, dan akhirnya spermaku menyemprot deras keluar memenuhi Vaginanya, bahkan ada yang merembes keluar. Badanku sedikit lemas dan aku menjatuhkan badanku disamping Hana. Aku melepas ikatannya lalu menciumnya dan berkata, "Hei...kita bakal punya anak...!". Air matanya semakin keluar lalu ia memalingkan wajahnya dariku dan menangis. Aku hanya bisa terdiam. Yang kulakukan tetap tak mengubah sikapnya. Kemudian aku sedikit menjauh dan kemudian tidur.
Esok paginya aku segera siap2 pergi ke kantor. Jatah cuti dua minggu yang diberikan atasanku tidak kuambil penuh karena toh aku tak bisa bersenang-senang. Aku menelfon atasanku dan mengatakan aku akan masuk kerja hari ini. Atasanku sedikit heran. Om Santo yang rencananya akan pulang pagi ini pun menanyakan hal itu.
OS : Gimana, josh...?
Josh : haaah (menghela nafas)...kayaknya ga berhasil, Pa! Dia tetap aja ga keliatan senang...
OS : Ya udah sabar aja...nanti juga mau tak mau dia bakal deket sama kamu. Papa juga dulu sedikit maksa sama mamanya Hana, kok. Dan hasilnya...
Josh : oh..haha...gitu ya Pa. Ya udah, hati2 di jalan, ya, Pa!
Papa dan mamaku mengantar Om santo dan istrinya pulang. Dan aku bersiap pergi ke kantor. Tapi ketika aku melintas di depan kamarku, Hana yang hanya mengenakan piyama tanpa celana berdiri didepan pintu dan terus menatapku.
Josh : hei...yang tadi malam, maaf ya. Aku udah kasar. Tenang aja, aku juga bakal ngurus perceraian itu, kok.
Akupun segera berbalik hendak keluar rumah. Tapi tiba2 Hana memelukku dari belakang. Pelukannya semakin erat dan diapun menangis.
Hana : Seharusnya aku yang minta maaf, Josh! Aku bener2 bodoh! Aku dari kemarin terus berusaha menjauh darimu, padahal aku ini Istrimu. Aku tau kamu betul2 cinta sama aku. Tapi aku terus mengharap orang yang belum tentu cintanya kayak kamu...maaf, ya Josh...Aku ga mau kamu ceraikan...Aku mau jadi istri yang baik buat kamu.
Aku terdiam dan betul2 senang mendengar kata2nya.
Josh : Hanaa...ga usah kayak gitu banget. Aku maafin kamu, kok. Oke, aku ga bakal cerein kamu. Tapi gimana dengan Yota?
Hana : Itu bisa kuurus, kok...
Josh : oke deh...
Akupun mencium bibirnya dan sejenak kami larut dalam ciuman itu.
Hana : Eh, udah mau ngantor? Bukannya masih ada 5 hari lagi?
Josh : ah, rencananya sih emang pengen ngantor hari ini.
Hana : Aku bikinin teh dulu, ya...
Josh : Oh...boleh2...
Aku betul2 senang. Hana sudah mulai berusaha jadi istri sepenuhnya. Aku hanya memperhatikan Hana meracik teh untukku dari meja makan. Melihat bodinya yang hanya berbalut piyama tipis tanpa bawahan dari belakang membuat napsuku tiba2 naik. Setelah selesai meracik tehnya, Hana tak segera menghantarkannya padaku, ia hanya memegang cangkir berisi teh hangat itu dan tersenyum menggodaku dari meja dapur itu. Aku jadi makin ga tahan.
Hana lalu meletakkan tehnya kembali ke meja dapur, lalu ia naik dan duduk di atas meja dapur dengan posisi kaki menyilang. Ia menumpu satu tangannya ke belakang dan tangan satunya mulai membuka kancing piyamanya satu persatu dari atas sambil senyum2 menggodaku. UAAAAAARRRHHH!!! Aku udah ga tahaaaaaaaaaaann!!! Akupun segera menyambar Hana! dan kayaknya hari ini musti bolos ngantor. Sisa cuti 5 hari ini akan kuminta kembali kepada bosku dan harus kugunakan sebaik-baiknya! Yahooooo!!!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment